SIRAM POHON: Peringatan Hari Bumi Internasional dan Kampanye
Indonesia Menanam juga dilaksanakan di Jakarta, Sabtu (22/4). Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono menyaksikan penyanyi Iwan Fals menyiram pohon
yang baru ditanam. (99)
-
SM/Antara
|
|
|
SEMARANG - Bocah-bocah bermain di sendang adalah pemandangan
biasa di alam pedesaan. Lingkungan teduh bernaung rimbun pepohonan, membuat
mereka merasa nyaman. Ada yang mandi, mengumpulkan daun-daun atau sekadar
keceh.
Di Semarang, suasana semacam itu, saat ini nyaris tinggal kenangan.
Sendang-sendang, satu demi satu hilang, diuruk dan dibangun menjadi areal
permukiman. Perlahan-lahan, sendang kehilangan peran. Warga mengambil air
untuk keperluan sehari-hari dari perusahaan daerah air minum (PDAM). Masih
ada memang sendang yang tersisa di wilayah pinggiran, namun kondisinya
memprihatinkan.
Satu di antaranya adalah Sendang Dawung di Kelurahan Pedalangan, Tembalang.
Airnya yang dulu jernih, kini telah berwarna kecokelatan. Sebuah lagi di
dekatnya, yakni Tirtohusodo. Kondisinya bahkan lebih mengenaskan. Sendang
itu berubah menjadi semak-semak, dengan sampah menumpuk.
Sabtu (22/4) petang, suasana sendang yang berada di sebelah utara Perumahan
Graha Estetika itu semarak oleh anak-anak. Mereka bermain, bernyanyi-nyanyi,
dan berlari-larian. Masing-masing membawa boneka berbentuk binatang yang
dibuat dari bahan botol air mineral. Romantisme masa lalu yang telah hilang,
tiba-tiba hadir kembali.
Bermain di sendang adalah bagian dari peringatan Hari Bumi 2006 yang
dihelat Komunitas Peduli Lingkungan dan para pegiat seni budaya di Semarang.
Acara itu sebentuk ikhtiar mengembalikan fungsi sendang yang nyaris hilang.
Di luar itu, sejumlah acara dilaksanakan, mulai dari diskusi, pemutaran
film, hingga
performance art Sedekah Sendang oleh Komunitas Unggun
Rembulan Jepara, Gong Bojawi, Teater Emka, dan Ruang Rupa Semarang. Acara
berlangsung sehari penuh, dari pagi hingga malam.
Mitologi Baru
Win Patung, seorang penggagas acara menuturkan, ritus Sedekah Sendang
adalah upaya membangun mitologi baru, yakni menghidupkan kembali sendang
sebagai sekolah alam. Dengan membersihkan lahan bersama warga, tempat itu
kelak akan dibangun kembali sebagai taman bermain anak. Kecintaan terhadap
alam dari anak-anak itulah yang diharapkan bisa mengembalikan potensi alam
yang kini semakin mati.
Warga di lokasi itu bertutur, sendang itu dulu merupakan gantungan hidup
masyarakat asli Pedalangan. Setiap hari, mereka mencuci pakaian, mencuci
piring, mandi, bahkan mencari wangsit Mbah Dawung di tempat itu.
Kisah perempuan tua, penunggu sendang, tentu saja sebuah mitos. Sebagaimana
tempat-tempat di Jawa yang dibangun dengan mitos, sendang itu tak lepas
dari kisah-kisah gaib. Tiga klaster tuk (mata air) yang kebetulan berada
selokasi, diyakini mampu memberi wangsit. Tak heran, setiap malam tertentu,
ada saja orang yang
ngalap berkah.
Namun sayang, sendang itu kini tak lagi ''bernyawa''. Sebagian lahan
sudah beralih fungsi menjadi perumahan. Warga lama pun berganti baru dan
kebanyakan pendatang tak lagi memanfaatkan air setempat.
''Apalagi setelah juru kunci sendang meninggal. Karena mitologinya hilang,
sendang ini tak terurus lagi. Kalau ingin menghidupkannya, ya harus membangun
mitologi baru,'' ujar Win Patung.
Perlindungan Hutan
Ratusan pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Dinamika
Kepecintaalaman (FORDIK) Purwokerto juga melakukan aksi dalam rangka peringatan
Hari Bumi. Sebanyak 18 kelompok mahasiswa dan sembilan kelompok siswa pencinta
alam mengadakan aksi secara serempak di kampus, sekolah, dan tempat-tempat
strategis di kota Purwokerto.
Mereka menggelar kampanye penyelamatan hutan dan menyerukan gaya hidup
ramah lingkungan melalui orasi, penyebaran pamflet, pemasangan stiker,
dan bersepeda keliling kota. Kampanye dimulai oleh ''Indie Earth Community''
Purwokerto dengan bersepeda keliling kota pada pukul 08.00. Pada saat yang
sama, Paguyuban Pencinta Alam (PPA) Eiger Corps SMA 1 Purwokerto membagikan
stiker kepada seluruh siswa.
Di kampus Universitas Jendral Sudirman, aksi dipusatkan di Jl HR Bunyamin.
(H6,H12,shs-62,46m)