Jumat, 10 Agustus 2012

Wartawan Boikot Konser Iwan Fals di Medan

Wartawan Boikot Konser Iwan Fals di Medan
Iwan Fals
Kalangan wartawan baik media cetak dan portal online melakukan boikot atas konser Iwan Fals yang dilaksanakan, Senin (6/8) di Lapangan Yon Zipur Helvetia, Medan dalam event bertajuk Nge-TOP Bareng Iwan Fals dan kawan-kawan. Langkah yang dilakukan kalangan wartawan tersebut akibat ketidakprofesionalan event organizer acara dari Hans Production.Hal ini dialami beberapa wartawan yang berasal dari berbagai media cetak dan fotografer, Harian Kompas, Harian Tribun Medan, Tabloid Aplaus, Harian Topkota, Harian Orbit, Harian Sumut Pos dan media lainya, termasuk KapanLagi.com. Di mana, saat itu wartawan telah memasuki area untuk meliput yang tidak jauh dari panggung.
Yakub yang mengaku sebagai Koordinator Lapangan saat itu menanyakan ID Card yang dikeluarkan oleh panitia, tetapi kalangan wartawan menyatakan tidak mendapatkan ID Card dari panitia karena tidak adanya temu media. Yakub menyuruh kalangan wartawan keluar dengan memegang sebuah handy talkie. Kalangan wartawan pun akhirnya mengalah keluar area konser.
"Siapa pun yang tidak ID Card tolong dikeluarkan saya koordinatornya,” ucapnya menyampaikan informasi di hadapan wartawan.
Saat itu kalangan wartawan menanyakan tindakan yang mengusir wartawan, tetapi hal ini dilimpahkan kepada pimpinannya. "Kita tadi sudah dibriefing jika tidak ID Card tidak bisa masuk. Itu arahan dari Pak Hendro,” katanya singkat.
Sedangkan di venue, tindakan pelarangan tidak dilakukan kepada para penghuni kompleks asrama yang masuk dengan leluasa. Kalangan wartawan yang saat itu kecewa atas tindakan tersebut melakukan langkah komunikasi kepada orang yang ditunjuk. Hendro yang diakui sebagai pimpinan saat ditanyakan tindakan pengusiran tersebut hanya mengatakan langkah tersebut merupakan permintaan.
Tak ingin bersitegang kalangan wartawan akhirnya mengalah dan memilih memboikot konser tersebut. Hingga akhirnya kalangan wartawan meninggalkan area konser. Di malam itu, Iwan Fals mampu membuai ribuan penonton dengan beberapa hits miliknya yang sudah tidak asing bagi para pengemarnya. (kpl/romulo/faj)

Rabu, 08 Agustus 2012

Jambore Nasional Oi "Mengukir Karya Untuk Indonesia"

Deputi Menteri Pemuda dan Olahraga RI Bidang Pemberdayaan Pemuda DR. Alfitra Salaam bersama Bupati Jepara dan unsur Muspida Jepara serta Ketua Umum Oi beserta unsur Pimpinan BPP Oi dan Pembina Oi serempak meneriakkan seruan "Oiiiii.....!!!" sesaat setelah membuka resmi Jambore Nasional Oi 4/2012 di Bumi Perkemahan Pakis Adhi, Kabupaten Jepara, Sabtu 14 Juli 2012.
Bertempat di Bumi Perkemahan Pakis Adhi, Kecamatan Pakis Aji, Jepara, Ormas Oi menggelar Jambore Nasional Oi. Kegiatan Jambore Nasional Oi yang digelar ke empat kalinya ini di ikuti oleh 537 peserta dari 55 badan pengurus kota (BPK) seluruhIndonesia berlangsung selama tiga hari (13-15 Juli 2012) dengan mengangkat tema "Bersatu Mengukir Karya Untuk Indonesia".

Menurut Alhafid Rana (Ketua Panitia) ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan jambore ini antara lain donor darah, festival musik, kegiatan lomba, saling sapa dan cerita antar peserta, hingga workshop dengan puncak acara konser musik bareng Digo band dan Iwan Fals and band.

Badan Pengurus Kota (BPK) Oi Tarakan sendiri mengirimkan 4 utusan untuk mengikuti Jambore ini. Yang bergabung dengan BPK-BPK lainnya di Surabaya dan dikoordinir oleh BPK Oi Surabaya dengan menggunakan BUS dari Surabaya (Thanks Oi Surabaya atas segala bantuannya- Red) menuju Jepara.


Dalam sambutan pembukaan acara jambore ini (13/7) Ketua Umum BPP Oi, Sony Teguh Trilaksono menandaskan, berkumpulnya Oi ini bukan bersifat politis tetapi untuk saling berbagi. Dia menjelaskan, anggota Oi di seluruh Indonesia berjumlah 9,8 juta orang. ''Kumpul-kumpul ini berasal dari kantong sendiri,'' tuturnya.

Sementara itu, Deputi Kemenpora Bidang Pemberdayaan Pemuda, Dr Alfitra Salam yang membuka kegiatan itu mengaku bangga dengan adanya Oi.
Dia menandaskan, Ormas Oi adalah partner terbaik Kemenpora untuk memberdayakan pemuda Indonesia.
''Saya sering sampaikan ke organisasi pemuda lain untuk meniru Oi. Belum pernah ada proposal Oi masuk ke saya, tetapi tetap akan saya bantu,'' tandasnya.

Bupati, Ahmad Marzuqi yang hadir dan memberikan sambutan di pembukaan Jambore mengaku bangga dipilihnya Jepara sebagai tuan rumah Jambore Nasional Oi. Menurutnya, peran pemuda sangat penting untuk pengembangan daerah.

''Semoga Oi ini semakin baik dan mendapat simpati yang tambah baik dari masyarakat. Saya persilakan para peserta jambore ini untuk mengunjungi objek-objek wisata di Jepara tanpa memikirkan tiket masuk,'' tuturnya.

Usai acara sambutan pembukaan Jambore Nasional Oi, Bupati Jepara, Deputi Kemenpora Bidang Pemberdayaan Pemuda, Ketua Umum Oi dan Pembina Oi serta seluruh peserta jambore melakukan penanaman pohon di lokasi jambore. Ini sebagai wujud kepedulian Oi terhadap kelestarian alam.


logo SUARA MERDEKA
Line
Minggu, 23 April 2006 NASIONAL
Line

Menghidupkan Sendang sebagai Sekolah Alam

  • Peringatan Hari Bumi

SIRAM POHON: Peringatan Hari Bumi Internasional dan Kampanye Indonesia Menanam juga dilaksanakan di Jakarta, Sabtu (22/4). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyaksikan penyanyi Iwan Fals menyiram pohon yang baru ditanam. (99) - SM/Antara


SEMARANG - Bocah-bocah bermain di sendang adalah pemandangan biasa di alam pedesaan. Lingkungan teduh bernaung rimbun pepohonan, membuat mereka merasa nyaman. Ada yang mandi, mengumpulkan daun-daun atau sekadar keceh.
Di Semarang, suasana semacam itu, saat ini nyaris tinggal kenangan. Sendang-sendang, satu demi satu hilang, diuruk dan dibangun menjadi areal permukiman. Perlahan-lahan, sendang kehilangan peran. Warga mengambil air untuk keperluan sehari-hari dari perusahaan daerah air minum (PDAM). Masih ada memang sendang yang tersisa di wilayah pinggiran, namun kondisinya memprihatinkan.
Satu di antaranya adalah Sendang Dawung di Kelurahan Pedalangan, Tembalang. Airnya yang dulu jernih, kini telah berwarna kecokelatan. Sebuah lagi di dekatnya, yakni Tirtohusodo. Kondisinya bahkan lebih mengenaskan. Sendang itu berubah menjadi semak-semak, dengan sampah menumpuk.
Sabtu (22/4) petang, suasana sendang yang berada di sebelah utara Perumahan Graha Estetika itu semarak oleh anak-anak. Mereka bermain, bernyanyi-nyanyi, dan berlari-larian. Masing-masing membawa boneka berbentuk binatang yang dibuat dari bahan botol air mineral. Romantisme masa lalu yang telah hilang, tiba-tiba hadir kembali.
Bermain di sendang adalah bagian dari peringatan Hari Bumi 2006 yang dihelat Komunitas Peduli Lingkungan dan para pegiat seni budaya di Semarang. Acara itu sebentuk ikhtiar mengembalikan fungsi sendang yang nyaris hilang. Di luar itu, sejumlah acara dilaksanakan, mulai dari diskusi, pemutaran film, hingga performance art Sedekah Sendang oleh Komunitas Unggun Rembulan Jepara, Gong Bojawi, Teater Emka, dan Ruang Rupa Semarang. Acara berlangsung sehari penuh, dari pagi hingga malam.
Mitologi Baru
Win Patung, seorang penggagas acara menuturkan, ritus Sedekah Sendang adalah upaya membangun mitologi baru, yakni menghidupkan kembali sendang sebagai sekolah alam. Dengan membersihkan lahan bersama warga, tempat itu kelak akan dibangun kembali sebagai taman bermain anak. Kecintaan terhadap alam dari anak-anak itulah yang diharapkan bisa mengembalikan potensi alam yang kini semakin mati.
Warga di lokasi itu bertutur, sendang itu dulu merupakan gantungan hidup masyarakat asli Pedalangan. Setiap hari, mereka mencuci pakaian, mencuci piring, mandi, bahkan mencari wangsit Mbah Dawung di tempat itu.
Kisah perempuan tua, penunggu sendang, tentu saja sebuah mitos. Sebagaimana tempat-tempat di Jawa yang dibangun dengan mitos, sendang itu tak lepas dari kisah-kisah gaib. Tiga klaster tuk (mata air) yang kebetulan berada selokasi, diyakini mampu memberi wangsit. Tak heran, setiap malam tertentu, ada saja orang yang ngalap berkah.
Namun sayang, sendang itu kini tak lagi ''bernyawa''. Sebagian lahan sudah beralih fungsi menjadi perumahan. Warga lama pun berganti baru dan kebanyakan pendatang tak lagi memanfaatkan air setempat.
''Apalagi setelah juru kunci sendang meninggal. Karena mitologinya hilang, sendang ini tak terurus lagi. Kalau ingin menghidupkannya, ya harus membangun mitologi baru,'' ujar Win Patung.
Perlindungan Hutan
Ratusan pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Dinamika Kepecintaalaman (FORDIK) Purwokerto juga melakukan aksi dalam rangka peringatan Hari Bumi. Sebanyak 18 kelompok mahasiswa dan sembilan kelompok siswa pencinta alam mengadakan aksi secara serempak di kampus, sekolah, dan tempat-tempat strategis di kota Purwokerto.
Mereka menggelar kampanye penyelamatan hutan dan menyerukan gaya hidup ramah lingkungan melalui orasi, penyebaran pamflet, pemasangan stiker, dan bersepeda keliling kota. Kampanye dimulai oleh ''Indie Earth Community'' Purwokerto dengan bersepeda keliling kota pada pukul 08.00. Pada saat yang sama, Paguyuban Pencinta Alam (PPA) Eiger Corps SMA 1 Purwokerto membagikan stiker kepada seluruh siswa.
Di kampus Universitas Jendral Sudirman, aksi dipusatkan di Jl HR Bunyamin. (H6,H12,shs-62,46m)

Iwan Fals Dan Kopi Koleksinya


Iwan Fals Kopi TOP markotop
Sekarang lagi hangat-hangatnya Iwan Fals dan produk kopi yang dibintanginya. Setiap hari iklannya menyambangi pandangan mata dan ruang kita. Alhamdulillah itu sudah rezeki dia dan semoga penggemar kebagian manfaatnya. Tapi harap diinget, Iwan Fals jauh hari sebelumnya sudah sering mempromosikan kopi lho. Oooh... jadi ini bukan kopi pertama Iwan Fals?... Kalau tidak salah ya berarti betul.
Mari kita bongkar dan selidiki lebih lanjut tentang Iwan Fals dan kopi-kopi koleksinya.

  1. Kalau Anda punya koleksi lagu-lagu 'ghoib' Iwan Fals alias lagu-lagu Iwan Fals yang tidak diedarkan resmi tentu tidak asing dengan lagu berjudul 'Semar Mendem' yang dibuat tahun 1978 (semoga ane ndak keliru). Lagu ini kurang lebih berkisah tentang pejabat yang melakukan inspeksi mendadak ke pasar-pasar untuk memantau kebutuhan pokok agar harganya stabil tidak mengalami kenaikan. Namun ternyata setelah sidak itu selesai, harga sembako merambat naik. Beda dengan pernyataan resmi pejabat itu dimedia yang menyatakan harga sembako tidak ada kenaikan. Di lagu ini Iwan Fals bertanya berapa harga kopi, mengapa semua harga naik edan-edanan tak cocok sama Semar waktu dia umumkan. Rupanya pada masa itu Iwan Fals puyeng juga kalau harga kopi tinggi. Kalau sekarang? hehehe...

  2. Masih bersama lagu 'ghoib' Iwan Fals. Ada sebuah lagu berjudul 'Anak Cendana (Pola Hidup Sederhana)' juga infonya dibuat tahun 1978. Dari liriknya berkisah mengenai kehidupan anak pejabat yang bisnisnya disupport oleh bapaknya yang berkuasa. Lalu bapak pejabat itu menyarankan rakyatnya untuk hidup sederhana. Ini sangat bertolak belakang dengan gaya hidup keluarganya yang bergelimang harta, mereka punya apa saja termasuk memiliki bisnis kopi diseluruh pelosok negeri ini. Inilah yang menimbulkan kecemburuan sosial. Byuh... mereka ini mandinya pake air kopi mungkin ya.

  3. Yang ini lagu tahun 1981 tentang Bapak Guru sederhana yang kita kenal bernama 'Umar Bakri'. Pegawai negri ini dikisahkan jujur berbakti namun negara tidak menghargai jasa-jasanya dengan selalu memotong gaji pak guru Umar Bakri. Dikisahkan pagi sebelum berangkat mengajar ke sekolah, pak Umar berkata, "Ini hari aku rasa kopi nikmat sekali...".  Sampai detik ini saya tidak tahu kopi cap apa yang disruput pak Umar Bakri. Penasaran pastinya merek kopi itu, sebab pak Bakri ngomongnya meyakinkan sekali. Saya belum sempet tanya ke Iwan Fals, semoga mas Iwan bisa menjawabnya pada kolom komentar dibawah. Tapi yang pasti bukan kopi yang dia iklankan sekarang. Jaman itu belum musim kopi model seperti ini. hehehe...

  4. Kemudian ada lagi kopi yang nyempil pada lagu Mbak Tini, salah satu lagu 'ghoib' Iwan Fals (sayang saya tidak punya lirik lengkapnya). Berikut kutipan wawancara Iwan Fals dengan majalah Rolling Stone Indonesia pada tahun 2007 yang didalamnya ada secuil pembahasan tentang lagu Mbak Tini dan kopinya.

    RSI: Kalau soal peristiwa lagu Mbak Tini?
    IF: Itu saya sendirian saat itu tahun 1984. Waktu itu di Pekanbaru. Saya dianggap menghina. Soeharto dan Tien Soeharto. Karena saya bikin lagu nama tokohnya mbak Tini dan Pak Soeharto. Soeharto itu sopir truk, kalau mbak Tini itu PSK yang insaf lantas buka warung jual kopi. Mereka berdua kawin. Tapi Soeharto yang diputusin kerja lantas jadi penjahat dan nggak pulang lagi. Entah mati atau kawin lagi. Mbak Tini nggak tahan terus jadi PSK lagi. Itu cerita dalam lagu saya.

  5. Pernah lihat film yang dibintangi Iwan Fals di tahun 1986?. Film itu berjudul 'Damai Kami Sepanjang Hari' sama persis dengan judul salah satu lagu Iwan Fals. Lagu berirama riang ini bercerita tentang keharmonisan kehidupan sebuah keluarga, dimana pada suatu pagi Iwan Fals dibangunkan dan disambut dengan segelas kopi. Lagu ini ada dua versi. Yang pertama versi 'kopi' dan yang kedua adalah versi 'kopi susu' (istilah ini kita bikin sendiri). Dua versi rekaman ini juga beredar, namun yang versi 'kopi' ada di album kompilasi, sedangkan versi 'kopi susu' ada di album Sore Tugu Pancoran yang rilis tahun 1985. Yang versi 'kopi' digunakan untuk soundtrack film 'Damai Kami Sepanjang Hari'. Saya tidak tahu kenapa dibuat ada dua versi kopi pada lagu ini, mungkin Iwan Fals suka keduanya, kopi hitam dan kopi susu. Sayang bukan kopi jahe atau kopi Arab ya Pak Tanto, padahal itu jenis kopi kesukaan ane... hehehe...

  6. Lagi-lagi saya menemukan lagu 'ghoib' Iwan Fals yang entah dibuat kapan. Lagu ini oleh penggemar diberi judul 'Kopi Manis Kopi Pahit'. Tidak tahu apa judul aslinya. Apakah lagu ini ceritanya tentang kopi?. Tidak juga. Lagu ini liriknya hanya berpantun saja bukan berkisah penuh tentang kopi. Bagian lirik yang dikenal adalah "hei Afrika... hei Cirebon....".

  7. Bongkar lagi koleksi akhirnya menemukan salah satu album dahsyat Iwan Fals yaitu album Mata Dewa yang rilis tahun 1989. Disini ada lagu 'Perempuan Malam', lagu yang berkisah tentang perempuan malam dan kegelisahan hidupnya. Pada satu bait liriknya tertulis "segelas kopi sebatang rokok". Iwan Fals menggambarkan teman setianya kopi adalah rokok. Bagi kebanyakan perokok, sahabatnya adalah kopi. Namun bagi penggemar kopi belum tentu merokok. Kalau ente lebih suka ngopi sambil ngapain?. Kalau ane asiknya ngopi sambil ngejar maling. :p

Naaah... kayaknya cuma itu koleksi kopi Iwan Fals yang berhasil saya temukan di gudang. Mau tak bongkar-bongkar lagi tapi kok ndak ketemu. Kalau ente ada tambahan koleksi kopi Iwan Fals yang lain silahkan kabari ya.

Kembali pada produk kopi yang dibintangi Iwan Fals sekarang, apakah Iwan Fals akan membuat lagu tentang kopi juga sebagai bagian dari promosi?. Saya berharap iya. Mengingat saat Iwan Fals membintangi iklan produk sepeda motor buatan India tempo hari, dia juga membuat lagu pesanan khusus tentang sepeda motor yang berjudul Kuda Coklatku.

Iwan Fals Kopi TOP Coffee markotop

Sruput kopi 'Markotop' dulu, gan... 
tapi jangan kebanyakan kopi, ntar melotot....