Halaman
ini dibuat karena aku nge-fans dengan lagu-lagunya IWAN FALS. Bagi
teman-teman yang nge-fans juga, silahkan gabung di sini… di bawah
ini aku sajikan daftar album dan lagu-lagunya (ada lagu yang tidak
sempat beredar juga lho) dalam format mp3. Kalau berminat silahkan
download, tapi jangan diperjual-belikan... dan jangan lupa
komentarnya....
Salam Oi.....
Album Yang Muda Yang Bercanda I (1979)
Album
ini diedarkan oleh LHI (Lembaga Humor Indonesia) dibawah bendera
ABC records. Ini adalah awal karir Iwan Fals setelah dia menjadi
juara pertama lomba musik humor yang diadakan oleh LHI, kemudian
LHI menerbitkan album ini yang isinya adalah rekaman live peserta
lomba musik humor, lagu dan cerita dengan mc Otong Lenon. Dalam
sampul kaset ini nama Iwan Fals masih ditulis dengan ejaan “Iwan
False”.
Album Yang Muda Yang Bercanda II (1979)
Ini
merupakan sambungan dari jilid pertama, isinya masih sama yaitu
rekaman live lomba musik humor yang diadakan oleh LHI. Artis
pendukung yang tertulis dalam sampul album ini antara lain
Klombhoor’s Group, Tom Slepe, Iwan False, Yusuf Lubis, dan mc
Otong Lenon. Iwan Fals di sini menyanyikan lagu antara lain
‘Frustasi’ dan ‘Imitasi’ versi live sama persis dengan rekaman
yang sekarang beredar dalam album Frustasi kopian baru.
Album Canda Dalam Nada (1979)
Sesuai
dengan janjinya, pemenang lomba musik humor akan dibuatkan album
sendiri. LHI bersama ABC records menerbitkan album solo ini dari
rekaman live pada acara lomba. Pada album ini nama Iwan Fals
dirubah, kalau sebelumnya memakai nama ‘Iwan False’, diganti
menjadi ‘Iwan Fales’.
Daftar Lagu :
Album Canda Dalam Ronda (1979)
Masih
bersama ABC records, Iwan diberikan sebuah album penghargaan
karena dia telah memenangi lomba musik humor. Album ini hanya berisi
4 buah lagu yang diambil dari album Canda Dalam Nada yang
semuanya dinyanyikan oleh Iwan Fals dan dibantu GM Selo (Gerak
Musik Seloroh) juara lomba lawak mahasiswa yang anggotanya adalah
Pepeng, Krisna Abu, Bang Nana, Mas Taufik. Nama Iwan Fals disini
ditulis dengan ejaan "Iwan Fales". Dan cover album ini yang
berupa karikatur digambar oleh Dwi Koen seorang kartunis yang
terkenal dengan tokoh karikatur Panji Koming. Semua debut Iwan
Fals bersama ABC records tidak lepas dari peran Arwah Setiawan.
Album Perjalanan (1979)
Bersama
grup bandnya yang bernama Amburadul, dapat dikatakan ini adalah
album pertama Iwan Fals, seluruhnya berisi lagu baru dengan single
hits lagu ‘Perjalanan’. Aroma Bob Dylan sangat kental, disini
ditambah dengan suara Iwan yang ‘nyempreng’ dan irama country
ballads sangat sesuai dengan lirik yang sangat sosial. Pada album
ini nama Helmie dan Totok Gunarto bernyanyi pada beberapa lagu
seperti Alasan, Ibu, Gaya Travolta dan Inspirasi. Album ini adalah
lanjutan dari kontrak dengan LHI untuk mengorbitkan pemenang
lomba musik humor.
Album 3 Bulan (1980)
3 Bulan menjadi judul album Iwan Fals yang dirilis pada tahun 1980.
Album Sarjana Muda (1981)
Album
ini dapat dibilang adalah awal karir Iwan Fals di dunia musik
profesional. Setelah kontrak dengan ABC records selesai, Iwan Fals
meneken kontrak dengan Musica Studios. Music director dikerjakan
oleh Willy Soemantri, didukung oleh Amir Katamsi, Luluk Purwanto.
Idris Sardi menjadi bintang tamu mengisi suara biola pada lagu
‘Guru Oemar Bakrie’. Begitu beredar, album ini langsung menjadi
pembicaraan. Masyarakat Indonesia yang pada saat itu kenyang
disuguhi lagu dengan nuansa cinta mendapat suguhan segar dari
lirik-lirik lagu Iwan Fals yang bernuansa kritik sosial.
Album Opini (1982)
Melanjutkan
sukses album pertama di bawah bendera Musica, album ini juga
meraup untung besar. Dengan musisi pendukung yang hampir sama,
album ini menjadi lebih ‘nakal’ liriknya. Lagu ‘Galang Rambu Anarki’
menyentuh emosi pendengarnya, rupanya Iwan Fals mengambil momen
kenaikan harga BBM yang dianggap tinggi saat itu bersamaan dengan
kelahiran anak pertamanya menyebabkan harga-harga menjadi
melonjak. Ada lagi lagu ‘Obat Awet Muda’ yang liriknya gamblang
menceritakan perselingkuhan membuat panas telinga hidung belang,
juga lagu ‘Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu’ yang sebenarnya lagu
cinta, namun oleh sebagian orang diartikan sebagai suatu
penghinaan secara halus terhadap penguasa saat itu.
Album Sumbang (1983)
Ian
Antono dan Abadi Soesman menjadi musisi pendukung dalam album
ini, menjadikan warna baru dalam lagu-lagu Iwan Fals. Lagu
‘Sumbang’ keras lirik protesnya. Ada lagu ‘Celoteh Camar Tolol
Dan Cemar’ yang menceritakan tenggelamnya kapal penumpang
Tampomas II. Ada kesalahan cetak dalam album ini yaitu lagu
“Jendela Kelas I’, seharusnya judul hanya Jendela Kelas namun
ketambahan angka I (satu), maksudnya angka I (satu) tersebut
adalah editing pertama.
Album Sugali (1984)
Lagu
‘Sugali’ menjadi hits, dikerjakan bersama Chilung Ramali,
menceritakan tentang preman yang menjadi target sasaran petrus
(penembak misterius) yang marak pada dekade 80-an. Tetapi yang menjadi
persoalan pada album ini yaitu adanya lagu ‘Serdadu’ yang isinya
bercerita tentang prajurit yang kurang diperhatikan
kesejahteraannya, yang gajinya dipotong oleh komandannya.
Album Barang Antik (1984)
Bersama
music director Willy Soemantri, Iwan membuka diri menerima karya
orang lain untuk dinyanyikan. Hanya lagu ‘Jangan Bicara’ yang
diciptakan oleh Iwan Fals. Selebihnya diciptakan oleh Diat,
Yoesyono, Chilung Ramali, Jaya Susanto, Dama, Richard Kyoto,
Tommy dan Marie, Willy dan Tommy. Lagu ‘Barang Antik’ bercerita
tentang angkutan tua (oplet) yang tergusur dengan angkutan lain
seperti bis, mikrolet dan bajaj namun tetap beroperasi
dipinggiran kota. Lagu ‘Jangan Bicara’ menjadi kontroversi karena
liriknya yang sangat pedas.
Album Sore Tugu Pancoran (1985)
Masih
bersama Willy Soemantri, album ini meledak dipasaran. Karena
muncul bersamaan dengan film yang dibintangi Iwan Fals dengan judul
‘Damai Kami Sepanjang Hari’. Film ini bercerita tentang
kehidupan pengamen yang menjadi sukses rekaman dan diisi dengan
lagu-lagu Iwan. Album ini secara tidak langsung dapat dikatakan
menjadi soundtrack film tersebut. Ada lagu ‘Ujung Aspal Pondok
Gede’ yang berkisah tentang penggusuran. ‘Sore Tugu Pancoran’
bercerita tentang anak sekolah yang menjadi penjual koran.
Album Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) (1985)
Album
ini dapat dibilang bagi-bagi rezeki antara Iwan Fals dengan
kawan-kawannya sesama pengamen yang tergabung dalam Kelompok Pengamen
Jalanan (KPJ). Dengan menggunakan nama Iwan Fals yang sudah
terkenal, KPJ membuat album ini didukung oleh Herry Lintauw, Anto
Baret, Swartato, Eko Partiteur. Iwan sendiri hanya bernyanyi
penuh pada lagu ‘Kembang Pete’, ‘Kupaksa Untuk Melangkah’, dan
‘Dua Menit Sepuluh Detik’. Sawung Jabo turut berpartisipasi dalam
lagu ‘Penari Jalanan’.
Album Ethiopia (1986)
Diilhami
dari bencana kelaparan di Ethiopia, album ini cukup laris
dipasaran karena peredarannya sangat pas dengan momen tersebut. Ada
lagu ‘Willy’ yang bercerita tentang sahabat Iwan yaitu WS.Rendra
yang kabarnya mengasingkan diri karena dicekal oleh pemerintah
sebab puisi-puisinya yang keras. Lagu ‘Tikus-Tikus Kantor’ yang
liriknya menarik dan lucu sangat sesuai dengan kenyataan. Dan lagu
’14-4-84’, konon lagu ini sempat dilarang dinyanyikan oleh aparat
kepolisian saat Iwan konser di Sumatera.
Daftar Lagu :
Album Aku Sayang Kamu (1986)
Album
ini meledak dipasaran karena lagu ‘Aku Sayang Kamu’ yang cocok
dengan remaja yang sedang kasmaran, dan saat itu lagu-lagu cinta
banyak yang ‘cengeng’, Iwan menciptakan lagu cinta dengan musik
gembira dan lirik gamblang. Musik directornya Bagoes A.A.,
lagu-lagunya begitu nge-pop. Selama beberapa bulan lagu ini menduduki
puncak tanggal lagu di radio-radio.
Album Lancar (1987)
Album
ini dikerjakan Iwan bersama sahabat lamanya yaitu Dama Gaok dan
Maman Piul. Hits ‘Lancar’, ‘Kereta Tua’ dan ‘Nenekku Okem’
memiliki irama country khas Iwan. Pada lagu ‘Yakinlah’ Iwan
berduet dengan Elly Sunarya.
Album Wakil Rakyat (1987)
Album
yang musiknya digarap Bagoes A.A. ini meledak dipasaran menjelang
pemilu dan menimbulkan kontroversi hebat. Lagu ‘Wakil Rakyat’
yang mengisahkan wakil rakyat yang suka tidur waktu rapat
ditanggapi sinis oleh penguasa. Lagu ini bahkan sempat dicekal
tidak boleh ditayangkan di televisi. Namun Iwan dan Musica tidak
kurang senjata, hits ‘Mata Indah Bola Pingpong’ menjadi cadangan
yang tidak kalah larisnya. Radio-radio meletakkan lagu ini pada
puncak tangga lagu Indonesia selama beberapa bulan. Juga ada lagu
‘Potret Panen’ yang berkisah tentang bencana hama wereng yang
menghabiskan panenan padi petani.
Album Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu (1988)
Tidak
ada lagu baru di album ini. Hanya lagu lama yang dinyanyikan
ulang yaitu lagu ‘Antara Kau, Aku Dan Bekas Pacarmu’, ‘Yang
Tersendiri’, ‘Sebelum Kau Bosan’ dan ‘Aku Antarkan’. Selebihnya
hanya lagu lama dan single ‘Kemesraan’ karya Franky Sahilatua
versi keroyokan dengan artis-artis Musica diikutkan dalam album
ini. Music directornya Bagoes A.A. Pada album ini suara Iwan lebih
berat dan tidak ‘nyempreng’ seperti sebelumnya. Lagu ‘Antara Aku
, Kau Dan Bekas Pacarmu’ mencetak hits.
Album 1910 (1988)
Kedekatan
Iwan Fals dengan Ian Antono semakin akrab pada album ini. Iwan
mempercayakan Ian menjadi music director, seketika warna musik
Iwan berubah menjadi lebih nge-rock dan garang. Lagu ‘1910’ yang
menceritakan tentang kecelakaan kereta api di Bintaro pada
tanggal 19 Oktober dibawakan Iwan dengan gaya bernyanyi yang
tidak seperti biasanya. Iwan seperti mendapat atmosfir baru pada
lagu-lagunya yang lebih terkesan dewasa. Album ini mendapat
sambutan positif. Beberapa lagunya meledak dan album ini mencatat
penjualan yang besar. Lagu ‘Buku Ini Aku Pinjam’ menduduki
posisi teratas tangga lagu tidak tergeser selama beberapa bulan
di radio-radio, membuktikan bahwa Iwan memiliki nilai jual yang
tinggi. Lagu lainnya seperti ‘Ibu’ dan ‘Pesawat Tempurku’ juga
sempat menduduki top 10 tangga lagu Indonesia.
Album Mata Dewa (1989)
Album
ini adalah gebrakan terbesar sepanjang sejarah musik Iwan Fals.
Setiawan Djodi selaku pemilik Airo Records tertarik dengan
kolaborasi Iwan dan Ian Antono pada album 1910. Dia mengajak Iwan
dan Ian bergabung dibawah bendera perusahaan rekamannya untuk
membuat album Mata Dewa. Kebetulan kontrak Iwan dengan Musica
sudah berahir. Album ini dikerjakan dengan sangat profesional
didukung teknologi yang canggih. Hasilnya, luar biasa, meledak
dipasaran. Vokal Iwan menjadi lebih nge-rock, musiknya kental
dengan nuansa rock – ballads.
Sebenarnya pada album ini sebagian adalah lagu lama yang di
aransmen ulang dengan gaya vokal Iwan yang berbeda. Lagu ‘Mata
Dewa’ menjadi hits, pada lagu ini Setiawan Djodi ikut menjadi
backing vokal, lagu ‘Nona’, ‘Air Mata Api’, hebat. Lagu lama yang
di aransmen ulang adalah ‘Puing’, ‘Berkacalah Jakarta’, ‘PHK’,
‘Bakar (Timur Tengah II)’, dikerjakan dengan serius dan bermutu.
Lagu lama yang menjadi super hits di album ini adalah lagu ‘Yang
Terlupakan’.
Album Swami I (1989)
Setelah
pelarangan konser 100 kota, Iwan Fals bersama Setiawan Djody dkk
membentuk sebuah grup band yang bernama Swami dengan Iwan Fals
sebagai vokalisnya. Didukung oleh musisi top seperti Sawung Jabo,
Naniel, Innisisri, album ini dikerjakan dengan serius dan matang.
Album ini meledak dipasaran, angka penjualannya sangat tinggi,
konon mencapai 800 ribu. Lagu “Bento” dan “Bongkar” menjadi
hitsnya.
Album Kantata Takwa (1990)
Menyusul
sukses album Swami, ambisi Setiawan Djodi dalam musik semakin
meluap. Didukung musisi dari Swami ditambah dengan WS.Rendra dan
Kelompok Bengkel Teater juga Jocky S., Djodi membentuk band baru
lagi yang bernama Kantata Takwa. Vokalis utama tetap Iwan Fals.
Album perdana ini dikerjakan lebih gila lagi dari album lainnya,
konsep musik yang fenomenal dan megah mengantarkan grup ini
menjadi grup papan atas yang tidak ada bandingannya. Album ini
benar-benar hebat dan menjadi album paling dicari saat itu.
Mungkin kita masih ingat bagaimana ratusan orang sampai harus
antri di toko-toko kaset hanya untuk membeli kaset ini. Konsep
musik dan seni yang fenomenal ini tidak lepas dari kerjasama yang
kompak, Iwan menyanyikan lagu yang liriknya sangat puitis yang
sebagian dikerjakan oleh Rendra dengan semangat totalitas yang
tinggi, dipadu dengan musik yang jelas bukan kerjaan pemusik
kacangan. Konser-konser Kantata yang digelar sampai membludak
penontonnya.
Album Kantata Revolvere (1990)
Setelah
sukses Album Kantata Takwa kembali Iwan Fals bareng Setiawan Djodi
serta Personil Swami meluncurkan Album Kantata Revolvere 1990.
Album Cikal (1991)
Sukses
dengan Swami dan Kantata, Iwan lantas tidak menjadi malas.
Dibawah bendera Indo Music Box Iwan meluncurkan album Cikal. Cikal
adalah nama putri Iwan yang ke dua. Iwan merasa tidak adil kalau
galang putra pertamanya dia buatkan lagu, lantas putri keduanya
kenapa tidak. Meskipun terlambat (cikal lahir tahun 80-an), maka
cikal dibuatkan album khusus untuknya. Namun jangan dikira album
ini isinya puji-pujian kepada anak dengan bahasa yang sederhana,
lirik dalam album ini begitu dalam dan berat, kental nuansa seni
tingkat tinggi. Pendukung dalam album juga bukan musisi
sembarangan, ada Gilang Ramadhan, Cok Rampal, Totok Tewel, Embong
Raharjo, Mates dan Mahesa Ibrahim. Musik yang ditampilkan jauh
berbeda dengan Kantata atau Swami, aroma flute dan perkusi terasa
jelas di sini.
Album Swami II (1991)
Setiawan
Djodi kembali mengajak Iwan Fals membuat album Swami jilid II.
Namun album ini tak seheboh album yang pertama. Iwan Fals sendiri
malah tidak menjadi vokalis utama pada hits yang dipromokan. Lagu
yang dinyanyikan Iwan ‘Nyanyian Jiwa’, ‘Kebaya Merah’, 'Robot
Bernyawa', 'Sangkala'.
Album Belum Ada Judul (1992)
Album
ini menjadi salah satu masterpiece dari Iwan Fals, karena proses
rekamannya secara live tanpa di edit. Dan Iwan hanya bernyanyi
pakai gitar dan Harmonika yang dimainkan sendiri, tanpa musik
pengiring tanpa backing vokal. Hits dalam album ini adalah ‘Belum
Ada Judul’, lagu yang sederhana namun dalam maknanya.
Kesederhanaan Iwan disini tetap menjadi jaminan nilai jual.
Dibawah bendera Harpa records, album Iwan tampil dengan polos yang
menunjukkan inilah sesungguhnya seorang Iwan Fals.
Album Hijau (1992)
Di
sini Iwan dan beberapa musisi seperti Heirrie Buchaery, Jerry
Soedianto, Cok Rampal, Bagoes AA, Iwang Noorsaid, Arie Ayunir dan
Jalu mencoba membuat konsep musik yang sangat alam, penuh
perkusi, dipayungi bendera Pro Sound.
Album Dalbo (1993)
Iwan Fals dan musisi pendukung dalam grup Swami membentuk grup band Dalbo, musiknya sederhana namun berbobot.
Album Orang Gila (1994)
Bersama
Billy J. Budiharjo Iwan membuat album baru yang dari judulnya
sudah menarik perhatian. ‘Orang Gila’ menjadi hits yang lumayan laku
bersama lagu ‘Awang Awang’ dan ‘Satu Satu’.
Album Anak Wayang (1994)
Iwan
Fals bersama Sawung Jabo meluncurkan album Anak Wayang ini untuk
mengisi kekosongan yang ada, Iwan yang mulai gelisah berkarya,
dibantu oleh Jabo untuk bangkit. Hasilnya album ini yang sederhana
dan berbobot.
Album Mata Hati (1995)
Album
ini musiknya dikerjakan oleh Ian Antono. Dikemas dalam bentuk
album yang dipadu dengan lagu-lagu lama Iwan Fals, pada side B
diisi lagu dari pendatang baru yang bernama Bobby Eress. Lagu ini
sendiri musiknya cukup sederhana namun liriknya sangat mewah, dan
pantas menjadi salah satu single terbaik milik Iwan Fals.
Album Lagu Pemanjat – Trahlor (1996)
Single
ini dipesan oleh komunitas penggemar panjat tebing, dipakai
sebagai lagu wajib komunitas tersebut. Kecintaan Iwan Fals pada alam
dianggap dapat mewakili. Dikemas dalam bentuk album yang
sederhana, Iwan hanya menyanyikan lagu ‘Lagu Pemanjat’ selebihnya
dinyanyikan oleh Cok Rampal dan Harry Suliztiarto.
Album Kantata Samsara (1998)
Melanjutkan
sukses Kantata Takwa, Setiawan Djodi kembali mengajak Iwan Fals
dan kawan-kawan meluncurkan album Kantata Samsara. Album ini
sejenis dengan Kantata Takwa, sama fenomenalnya dan megah.
Album Best Of The Best (2000)
Pada
album ini Iwan mengaransemen ulang dua buah lagu lamanya yaitu
lagu ‘Entah’ dan ‘Kumenanti Seorang Kekasih’. Selebihnya hanya
kumpulan lagu-lagu lama. Album ini cukup sukses dipasaran, wajar
dirindukan penggemarnya karena cukup lama Iwan tidak tampil setelah
anak pertamanya Galang Rambu Anarki meninggal dunia. Dalam album
ini Iwan seperti lahir kembali, gaya vokalnya berubah, namun
tetap berbobot. Iwan kembali dipayungi bendera Musica.
Album Suara Hati (2002)
Iwan
Fals benar-benar lahir kembali, setelah di album sebelumnya orang
bertanya-tanya karena Iwan hanya mengaransemen ulang lagu-lagu
lama, pada album ini seluruhnya benar-benar baru. Mulai lagu,
vokal, musik, benar-benar fresh. Album ini menjawab pertanyaan
tentang kevakuman Iwan dalam bermusik. Lagu-lagu pada album ini
berbobot, namun liriknya lebih dewasa tidak senakal dahulu. Iwan
menjadi lebih profesional, karena telah memiliki manajemen pribadi
yang digawangi oleh istrinya (Rossana). Iwan mulai rajin
menggelar konser baik di TV maupun outdoor.
Album In Collaboration With (2003)
Album
ini mendapat triple platinum dan mendapat penghargaan sebagai
album terbaik dan single terbaik. Album ini adalah kolaborasi Iwan
dengan musisi muda berbakat seperti Pongky (Jikustik), Eross
(Sheila On 7), Harry Roesli, Aziz (Jamrud), Piyu (Padi), Ahmad
Dhani (Dewa), Tohpati, Kikan (Coklat), Heirrie Buchaery. Hits ‘Aku
Bukan Pilihan’ meledak dipasaran.
Album Manusia 1/2 Dewa (2004)
Album
ini dikerjakan hanya dengan suara Iwan dan Gitar akustik yang
dimainkan sendiri. Seperti album Belum Ada Judul namun tanpa
harmonika. Ada sedikit masalah pada peredaran album ini yaitu
cover depannya diprotes sekelompok umat Hindhu karena menampilkan
gambar salah satu dewa mereka. Iwan Fals bersama Musica menarik
peredaran kaset dan mengganti cover depannya.
Album In Love (2005)
Album
ini muncul ahir tahun 2005, hanya berisi dua buah lagu baru yaitu
‘Izinkan Aku Menyayangimu’ karya Rieka Roslan diaransemen oleh
Erwin Gutawa dan ‘Selamat Tidur Sayang’ karya Titiek Puspa yang
diaransemen oleh Andi Rianto. Ada pula lagu "Rinduku" yang
diaransemen ulang. Selebihnya lagu lama.
Album 50:50 (2007)
Album
dari Iwan Fals sang maestro musik Indonesia yang diluncurkan
pada awal bulan April 2007 ini dikemas dengan titel 50:50, dapat
diartikan bahwa dari 12 lagu disini 6 buah diciptakan oleh Iwan
Fals dan 6 sisanya diciptakan oleh musisi lain seperti Bongky
(BIP), Dewiq, Opick, Pongky (Jikustik), Digo, dan Yockie/Remy
Soetansyah. Album ini memiliki perpaduan yang seimbang antara lagu
bertema cinta dan yang bertema kritik sosial. Aransemennya
dibantu oleh Bongky, Addie MS, Yockie Suryo Prayogo, Erwin Gutawa,
Bagoes A.A dan Andi Bayou.
Daftar Lagu :
Mini Album Untukmu Terkasih (2009)
Mini
album ini diterbitkan Juli 2009, berisi dua buah lagu yaitu
Untukmu Terkasih dan Merdeka. Untukmu terkasih diterbitkan di bawah
bendera Falcon Music.
Lirik
lagu "Untukmu Terkasih" digarap Fajar Budiman, yang sebelumnya
sempat pula menulis lirik beberapa lagu Iwan Fals. Pesan yang
ingin disampaikan: Satu orang mampu setidaknya dapat menolong
satu orang yang tidak mampu sehingga problem kemiskinan di negeri
kita bisa pula diatasi secara swadaya dengan langkah-langkah
nyata. Sedangkan 'Merdeka' ditulis Iwan Fals sendiri, berisi
harapan agar negeri tercinta ini segera merdeka dalam makna yang
sesungguhnya.
Album Keseimbangan (2010)
“Keseimbangan”
sesuai judul albumnya, menawarkan pilihan yang beragam, mulai
dari tema filosofi kehidupan dan kemanusiaan (Suhu, Ayolah Mulai,
Aku Menyayangimu), religi/spiritual (Ya Allah Kami, ^O^),
lingkungan (Hutanku, Pohon untuk Kehidupan, Tanam Siram Tanam),
olahraga (Sepakbola), interaksi manusia dengan teknologi (Kuda
Cokelatku), tokoh (Jenderal Tua, Malahayati). Pesan yang ingin
disampaikan sepertinya: jika kita ingin seimbang dalam hidup
kuncinya adalah (1) berpegang kepada Tuhan, (2) selalu peka
terhadap kehidupan dan kemanusiaan, (3) peduli dengan lingkungan,
(4) tak lupa berolahraga, (5) memanfaatkan teknologi secara bijak,
dan (6) senantiasai mengambil hikmah dari para tokoh/kejadian
terdahulu.
Dari
sisi aransemen yang sepenuhnya digarap Iwan Fals & Band,
album “Keseimbangan” menawarkan garapan yang lebih kuat dan
berwarna dibanding garapan aransemen Iwan Fals & Band di album
“50:50”. Ini sepertinya tak lepas dari masuknya kembali Totok
Tewel memperkuat musik Iwan. Kecuali lagu “Ayolah Mulai” dan
“Sepakbola” yang punya gaya berturut dan aransemen yang mungkin
kurang familiar di telinga pop, aransemen lagu-lagu lainnya bisa
masuk ke telinga banyak kalangan. Lagu yang saya rasa paling
menonjol baik dari sisi aransemen maupun pesan adalah : “Suhu”,
“Ya Allah Kami”, “^O^", “Aku Menyayangimu”, dan “Kuda Coklatku”.
Point
plus lain di album ini adalah cover dan bungkus kaset/CD yang
digarap dengan profesional dan menarik oleh Heri hito.com, sangat
berbeda dengan album “50:50” yang desain covernya seperti dibuat
dengan alakadarnya. Point plus ini semestinya mendorong penikmat
musik untuk tidak membeli album bajakan, karena di CD/kaset
bajakan tentu tidak akan dibungkus dengan kualitas dan
kelengkapan cover CD/kaset orisinal.
Album Orang Pinggiran (1995)
Single
yang dinyanyikan bersama Franky Sahilatua dan musik oleh Ian
Antono. Merupakan lanjutan kerjasama mereka setelah meluncurkan
single Terminal yang sukses dipasaran. Single
Orang Pinggiran juga mendapat respon positif di dunia musik Indonesia.
Album Terminal (1994)
Single
yang dinyanyikan bersama Franky Sahilatua dan musik oleh Ian
Antono. Kabarnya single ini dimunculkan sebagai rasa terima kasih
Iwan Fals kepada Franky Sahilatua yang pernah memberikan lagu
Kemesraan untuk dinyanyikan Iwan Fals. Seperti diketahui single
Kemesraan menjadi booming setelah dinyanyikan Iwan Fals bersama
artis-artis Musica, walaupun sebenarnya lagu ini sudah pernah
dibawakan oleh Franky dan Jane juga oleh Iwan Fals bersama Rossana
istrinya dan Galang Rambu Anarki (Alm) anaknya tetapi kurang
mendapatkan respon pasar. Iwan Fals merasa mempunyai hutang budi
sehingga membuat lagu
Terminal untuk dinyanyikan bersama Franky Sahilatua dan musiknya dikerjakan Ian Antono.
Album Feat Indra Lesmana (2006)
Pada
pertengahan tahun 2006 Iwan Fals berkolaborasi dengan Indra
Lesmana, menampilkan dua buah lagu baru dengan sentuhan musik yang
berbeda yaitu lagu Haruskah Pergi dan Selancar. Peredaran lagu ini
dilakukan secara digital oleh Independent Music Portal (Import).
Untuk memilikinya dengan cara membeli melalui SMS yang akan
dipotong pulsa Rp.5000,- untuk setiap lagu yang didownload dari
website Import. Secara keseluruhan dua lagu baru Iwan Fals ini
sangat berkualitas dan berbobot baik materi musik, pengerjaannya
juga liriknya.
Tragedi
Banjo & Harmonika
Celoteh-Celoteh
Celoteh-Celoteh 2
Country
Tembang Cinta (1990)
Akustik
Akustik 2 (1997)
Salam Reformasi (1998)
Salam Reformasi 2 (1999)
Prihatin (2000)
Indonesia Dalam Berita
Barabas
Indonesiaku (2001)
Jalan Masih Panjang
Mbak Tini (1978)
Penjara